LEGENDA TAPAKTUAN
( KETIKA NAGA
MEMELIHARA MANUSIA )
Konon
di zaman dulu kala,di Aceh Selatan hiduplah seorang manusia yang bertubuh besar
dan tinggi sebesar 7 meter.Sepanjang hari ia hanya bertapa sambil berzikir
didalam gua,ia dijuluki Tuan Tapa.Setaip detik ia tidak pernah lupa menyebut
nama Allah Swt.Lidahnya selalu basah dengan zikir.Jika lupa sesaat saja
mengingat Allah,ia segera bertaubat dan memohon ampun.
Allah...Allah...Allah...adalah
kata yang telah menjadi hiasan lidah dan hatinya.Segala pikiran dan
perhatiannya terpusat semata-mata kepada Allah.Jika sudah demikian,lenyap sudah
kesadarannya.Dalam keadaanya demikian,ia sering memperoleh ilham atau petunjuk
dari Allah.Petunjuk itu sering diterimanya melalui mimpi atau dalam
keadaan sadar.Ia memeperoleh banyak pengetahuan dan rahasia alam gaib.
Suatu
hari datanglah dua ekor binatang ke gua dimana Tuan Tapa berada.
“Masya
Allah,Siapa gerangan kalian?Binatang atau jin”ujar Tuan Tapa masih dalam
keterkejutannya
“Selamat
Pagi Tuan,kami adalah sepasang naga yang diusir dari sebuah negri di sebrang
lautan yang disebut Negri Cina.Kami adalah Naga Jantan dan Betina”ujar Naga
Jantan sopan
“Apa
kesalahan kalian hingga diusir?Apa pula tujuan dan maksud kalian datang
kemari?”Tanya Tuan Tapa
“Kami
diusir karena tidak mempunyai anak.Bangsa kami beranggapan bahwa kami berdua
adalah pembawa sial dan tidak patut tinggal disana.Bila nanti kami mempunyai
anak,baru kami diizinkan kembali ke sana.Untuk itu mohon izinkanlah kami
menetap disini”ucap Naga Betina
“Baiklah,aku
mengizinkan kalian tinggal disini.Namun ada syarat-syarat yang harus kalian
patuhi”kata Tuan Tapa
“Apa
syarat-syaratnya tuan?”tanya Naga Jantan
“Pertama
kalian tidak boleh menggangu ketenanganku saat bertapa.Kedua,kalian tidak boleh
membuat kekacauan disini.Yang terakhir kalian tidak dibenarkan menggangu
tumbuh-tumbuhan dan binatang-binatang yang ada.Namun,kalian boleh makan
tumbuh-tumbuhan dan bintang sebanyak yang kalian butuhkan untuk kelangsungan
hidup”kata Tuan Tapa
Mendengar
syarat-syarat yang diajukan oleh Tuan Tapa itu,kedua naga tersebut bermusyawarah.Beberapa
saat kemudia Naga Jantan berucap”Baiklah kami menyetujui persyaratan
tersebut.Namun dimanakah kami akan tinggal?”
“Tempat
tinggal kalian tidak jauh dari sini.Jaraknya sekitar enam kali panjang tubuh
kalian.Yaitu sebuah gunung di sebelah Timur”
“Baiklah,Terima
kasih atas kemurahan hati Tuan.Kami akan berangkat sekarang”ujar kedua naga itu
Kedua
naga tersebut berenang menuju ke gunung yang diceritakan Tuan Tapa.Gunung itu
sekarang berada di kawasan lembah Gunung Naga,Letaknya sekitar 6km dari
timur kota Tapaktuan.Namun,Ketika sampai di gunung tersebut betapa terkejutnya
kedua naga tersebut ketika Tuan Tapa terlihat sudah berdiri di hadapan mereka.
“Wah,kapan
Tuan Tapa kemari?Bukankah Tuan Tapa tadi berada di gua di muara sungai?Padahal
kami sudah berenang dengan sekuat tenaga,tetapi tiba-tiba Tuan Tapa sudah
berada disini mendahului kami.Atau Tuan Tapa ternyata ada 2?”Tanya naga Jantan
dengan nada heran
“Sebenarnya
aku sudah berada disini daritadi,hanya aku manusia yang tinggal disini.Maksudku
datang kesini untuk memberi tahu kalian bahwa di sekitar tempat inilah kalian
boleh tinggal.Kalian boleh mendaki gunung dan di gunung tersebut banyak gua
yang bisa kalian pilih sebagai tempat berlindung.Nah sekarang aku pergi dulu
ketempat pertapaan”kata Tuan Tapa meninggalkan kedua Naga itu
“Sungguh
ajaib Tuan Tapa itu.Dia pasti bukan orang sembarangan.Ia adalah orang
sakti”ucap Naga Jantan kepada naga betina
“Ya,tuan
tapa memiliki kelebihan ketimbang manusia biasa lainnya”ucap naga Betina
“Baiklah,ayo
kita naik ke gunung”ucap naga Jantan
Kedua
naga itu naik ke gunung,dan batu-batu dan tanah yang dilalui kedua naga itu
berjatuhan ke pantai.Saat ini,jalan bekas kedua naga itu disebut “Gunung Jalan
Naga”
***
Keesokan
harinya,kedua naga itu berniat jalan-jalan di laut Aceh Selatan itu sekaligu
mencari makan
“Bagaimana
jika kita mencari makan di daerah Timur,suamiku?”tanya Naga Betina
“Boleh
lah”ucap naga Jantan
Kedua
naga itu berenang dengan kecepatan yang menakjubkan menikmati keindahan laut
itu.Hiu-hiu ikut berenang cepat menghindari kedua Naga itu.Ada sedikit hiu yang
mencoba melukai tubuh kedua naga itu.Namun bagaimana mungkin kawanan hiu
melukai naga?Kulit naga dipenuhi sisik-sisik besar dan tebal untuk melindungi
tubuhnya
Saat
asyik berenang kedua naga itu melihat benda-benda kecil berwarna merah yang
mengapung di permukaan air laut.Benda itu jumlahnya puluhan ribu berserakan di
laut.Kedua naga itu mendekati benda itu dan ternyata benda itu adalah buah
Pinang
“Banyak
sekali pinang itu suamiku”ucap Naga betina
“Benar,sebaiknya
kita berinama Air Pinang”ucap Naga Jantan.Hingga saat ini daerah itu masih ada
dan bernama Desa Air Pinang
Mereka
melanjutkan perjalanan,dan kemudian menyedot sekawanan ikan-ikan yang berada di
sekitar batu karang dengan mudahnya.Saat sedang asyik menghisap ikan kecil itu
tiba-tiba sebuah bukit kecil terbang menuju ke tepi pantai.Melihat kejadian
aneh itu kedua naga itu berhenti memangsa ikan
“Apakah
bukit itu betul-betul terbang,atau ini hanya mimpi?”ucap naga Jantan
“Ya,bukit
itu benar-benar terbang suamiku”ucap naga Betina
Tidak
lama kemudia bukit itu turun perlahan tidak jauh dari tempat kedua naga
itu.Saat ini daerah itu masih ada dan menjadi pemukiman yang bernama Pemukiman
Terbangan.Daerah itu termasuk dalam Kecamatan Kluet Utara,17 km dari Tapak
Tuan.Kedua naga itu kemudia melanjutkan memangsa ikan-ikan kecil itu dan tidak
lama kemudian mereka balik menuju gunung tempat mereka tinggal
***
Suatu hari seperti hari-hari sebelumnya, kedua naga itu
kembali berenang ke laut mencari makan, sekarang mereka pergi ke barat. Mereka
meluncur menyusuri kawasan pinggir pantai menuju ke daerah barat. Mereka
membelah ombak lautan yang bergulung-gulung.
“Hari ini ombak agak besar, suamiku! Seru Naga Betina.
“Tidak mengapa, istriku. Kita perlu melihat-lihat daerah baru. Mungkin di daerah itu kita akan melihat hal-hal yang aneh seperti yang kita saksikan di daerah timur,” kata Naga Jantan.
“Tidak mengapa, istriku. Kita perlu melihat-lihat daerah baru. Mungkin di daerah itu kita akan melihat hal-hal yang aneh seperti yang kita saksikan di daerah timur,” kata Naga Jantan.
Setelah kedua naga berenang beberapa saat, mereka melihat
sekelompok udang besar yang sedang berenang menuju ke muara sungai.
“Cepat, suamiku! Ayo kita kejar sekelompok udang besar itu!”
seru Naga Betina.
Kedua naga itu berenang semakin cepat. Setelah dekat dengan kelompok udang, dihirupnya air laut kuat-kuat sehingga seluruh udang masuk ke dalam perut mereka.
Kedua naga itu berenang semakin cepat. Setelah dekat dengan kelompok udang, dihirupnya air laut kuat-kuat sehingga seluruh udang masuk ke dalam perut mereka.
Hingga sekarang, tempat itu disebut Desa Air Berudang dan
termasuk salah satu desa di Kecamatan tapaktuan.
Ketika kedua naga itu hendak pulang kembali ke gua, dari tengah lautan, mereka mendengar suara tangis bayi. Suara tangis itu semakin lama semakin keras dan jelas.
Ketika kedua naga itu hendak pulang kembali ke gua, dari tengah lautan, mereka mendengar suara tangis bayi. Suara tangis itu semakin lama semakin keras dan jelas.
“Oh, suara itu seperti datang dari tengah laut, Suamiku. Ayo,
kita berenang ke sana!” seru Naga Betina.
Begitu sampai di tengah laut, kedua naga itu sangat terkejut. Mereka melihat seorang bayi sedang terapung-apung di dalam sebuah ayunan yang terbuat dari anyaman rotan. Anehnya, ayunan rotan itu tidak kemasukan air.
Begitu sampai di tengah laut, kedua naga itu sangat terkejut. Mereka melihat seorang bayi sedang terapung-apung di dalam sebuah ayunan yang terbuat dari anyaman rotan. Anehnya, ayunan rotan itu tidak kemasukan air.
“Padahal anyaman ayunan rotan ini jarang-jarang, tapi kok
tidak kemasukan air, ya? Kalau begitu, bayi ini pasti bukan bayi sembarangan,”
kata Naga Betina.
Yang mengherankan kedua naga tersebut, begitu mereka tiba di tempat peristirahatannya, ternyata Tuan Tapa sudah berdiri di depan pintu gua.
Yang mengherankan kedua naga tersebut, begitu mereka tiba di tempat peristirahatannya, ternyata Tuan Tapa sudah berdiri di depan pintu gua.
“Apakah kalian sudah memeriksa bayi itu baik-baik? Sudahkah
kalian periksa apakah bayi itu laki-laki atau perempuan?” tanya Tuan Tapa.
“Sudah, Tuan. Bayi yang kami temukan seorang bayi perempuan dan di telapak kaki kakan bayi ini terdapat tahi lalat sebesar lingkaran pusatnya,” sahut Naga Betina.
“Tapi ..., kami belum tahu dengan apa memberi makan bayi ini, Tuan,” kata Naga Jantan.
“Itulah yang akan kusampaikan. Bayi itu bukan keturunan binanatang seperti kalian. Dia adalah anak manusia yang harus dirawat dengan baik,” kata Tuan Tapa.
“Lalu, bagaimana cara merawatnya, Tuan?” tanya Naga Betina sambil menatap bayi itu penuh kasih sayang.
“Sudah, Tuan. Bayi yang kami temukan seorang bayi perempuan dan di telapak kaki kakan bayi ini terdapat tahi lalat sebesar lingkaran pusatnya,” sahut Naga Betina.
“Tapi ..., kami belum tahu dengan apa memberi makan bayi ini, Tuan,” kata Naga Jantan.
“Itulah yang akan kusampaikan. Bayi itu bukan keturunan binanatang seperti kalian. Dia adalah anak manusia yang harus dirawat dengan baik,” kata Tuan Tapa.
“Lalu, bagaimana cara merawatnya, Tuan?” tanya Naga Betina sambil menatap bayi itu penuh kasih sayang.
“Cara merawatnya sangat mudah. Benda ini harus kalian isapkan
kepada bayi itu setiap dia menangis. Benda ini adalah pengganti air susu yang
kuambil di atas puncak gunung sana,” ujar Tuan Tapa sambil menunjuk ke utara,
tempat gunung yang biru dan menjulang tinggi.Benda itu adalah sebuah dot bayi
yang sudah diisi susu
Kemudian, Tuan Tapa menjelaskan kepada kedua naga bahwa untuk
menjaga keselamatan sang bayi dari gangguan binatang liar dan buas, ia
memerintahkan seekor harimau untuk menjaganya setiap hari. Harimau itulah yang
akan selalu setia mengawasi bayi tersebut hingga dewasa dan menjadi seorang
putri.Gadis itu sekarang telah memiliki wajah yang sangat cantik.Ia bermata
jeli,hidungnya mancung,dan kedua pipinya berlseung pipit.Rambutnya panjang
hitam dan legam dan sedikit ikal.Kulinya kuning langsat,mulus,dan licin tanpa
tandingan.Ia diberi nama putri naga
Hari demi hari dilalui putri naga itu demikianlah keadaan
sang Putri, ia terhibur selalu dengan sikap kedua naga itu dan penjagaan dari
sang Harimau yang setia mengawasinya.Suatu hari,ia bertanya kepada dirinya
sendiri kenapa ia berbeda dengan orang tuanya
Ia bertanya kepada harimau yang selalu menjaganya,namun
harimau itu menjawab”Saya tidak tahu tuan Putri.Saya ditugaskan Tuan Tapa hanya
untuk menjaga dan mengawal tuan Putri”
Karena tidak puas dengan jawaban harimau,ia menanyakan kepada
daun-daun kering yang berjatuha
“Saya sendiri tidak tahu kenapa harus berubah warna dari
hijau menuju kuning kecokelatan,kemudian jatuh dari dahan dan jatuh ke
bumi.Untuk itu coba tuan putri Tanyakan pada sang Awan”ucap daun itu
Kemudia
Tuan Putri itu bertanya kepada sang Awan
“Oh
tuan Putri saya ini hanya sekumpulan dari air yang mengalir lewat berbagai
sungai besar dan kecil di atas bumi.Untuk itu tanyakan saja pada bumi”
Kemudia
ia bertanya kepada bumi,dan medesak bumi untuk menjawab pertanyaannya
“Saya
ini sama dengan daun,harimau ataupun sang awan,Kami sama-sama makhluk ciptaan
Tuhan.Saya tidak begitu tahu asal-usul putri.Coba putri tanyakan saja kepada
Tuan Tapa”
Saat
itu juga Putri Naga itu bergegas pergi menuju ke tempat Tuan Tapa,namun
tiba-tiba Tuan Tapa itu sudah berdiri didepan sang Putri itu
“Wahai
putri bungsu.Kamu adalah anak seorang raja.Ketika kamu masih bayi,kamu
hanyut di tengah lautan.Saat kamu terapung-apung di lautan kedua naga itu
datang menyelamakanmu dan mengangapmu sebagai anaknya.Tidak lama lagi orang
tuamu akan menjemputmu”ucap Tuan Tapa
“Oh
tuan Tapa yang sakti.Betulkah ayah saya seorang raja dan nama saya adalah putri
bungsu?”
“Benar
ayahmu adalah raja kerajaan Asralanoka,didekat pulau India.Kamu diberi nama
putri bungsu karena kamu paling kecil diantara tiga bersaudara”ujar Tuan Tapa
Mendengar
perkataan Tuan Tapa itu sang putri Bungsu langsung pergi meninggalkan Tuan Tapa
***
Beberapa
hari kemudia datanglah orang tua asli putri tersebut dan meminta izin Tuan Tapa
untuk bersedia mengambil kembali anak mereka.Tuan Tapa menyuruh agar meminta
izin kepada kedua naga itu sebagai sang penyelamat putri tersebut.Orang tua
kandung putri itu pun meminta izin kepada kedua naga itu.Namun kedua naga itu
menolak.Mengetahui hal itu Tuan Tapa pun ikut campur tangan
“Putri
itu adalah anak dari manusia dan bukan keturunan kalian wahai sang naga.Kalian
tidak berhak untuk melarangnya pergi bersama orang tua kandungnya”ucap Tuan
Tapa
“Tidak,kamilah
yang membesarkan dan merawak putri ini.Kami berhak memilikinya”ucap naga Jantan
Kedua
naga itu tetap bersikukuh menolak hal itu.Dan kedua naga itu berencana membawa
putri itu bersama mereka menuju ke Negeri Cina.Namun Tuan Tapa tidak membiarkan
hal itu terjadi sehingga terjadilah perkelahian sengit antara kedua makhluk
sakti tersebut.
Naga
Jantan menyerang Tuan Tapa dengan ekornya sehingga Tuan Tapa terbanting dalam
lembah.Naga Jantan menghampiri Tuan Tapa dan terus menyerang kembali dengan
ganas sambil mengerang dan membuka mulutnya lebar-lebar.Tuan Tapa berusaha
menghindari setiap serangan yang dilayangkan oleh Naga Jantan.Ada serangan Naga
Jantan yang mengenai kaki Tuan Tapa dan Tuan Tapa pun sempat terlempar ke
laut.Melihat kakinya berdarah,Tuan Tapa pun marah dan menggunakan
tongkatnya.Ketika Naga Jantan mengeluarkan serangan berikutnya,Tuan Tapa
menyambutnya dengan libasan tongkatnya.Tubuh Naga pun terpelanting ke
udara dan jatuh berkeping-keping di pantai.Darah dari tubuh naga yang hancur
itu tumpah ke mana-mana.Hingga saat ini bekas tubuh naga yang berupa gumpalan
darah dan hati itu masih dapat dilihat di pantai Desa Batu Hitam dan Batu
Merah,sekitar 3km dar kota Tapaktuan dalam bentuk batu.
Sekarang Naga Betina pula menyerang Tuan Tapa, tapi
serangan itu dapat dipatahkan oleh Tuan Tapa, meskipun tongkat dan topi Tuan
Tapa sempat tercampak ke laut, dan hingga sekarang tongkat dan topi itu masih
ada dan telah menjadi batu yang terdapat di kawasan pantai Tapaktuan. Sementara
Naga Betina yang hendak melarikan Putri Bungsu gagal. Malah hewan itu mengamuk
sambil melarikan diri ke negeri Cina. Dalam pelariannya itulah Naga Betina
membelah sebuah pulau di kawasan Bakongan hinga menjadi dua bagian, dan hingga
sekarang pulau itu bernama Pulau Dua. Bahkan hewan itu mengamuk sambil memporak
porandakan sebuah pulau. Pulau itu terpecah-pecah hingga 99 buah. Itulah hingga
kini disebut Pulau banyak yang terdapat di Kabupaten Aceh Singkil.
Sejak kejadian itu Tuan Tapa jatuh sakit.Dan seminggu
kemudian meninggal dunia.Jasadnya dikburkan di dekat Gunung Lampu(tepatnya di
Kelurahan Padang,Tapaktuan).Sang putri berhasil kembali bersama orangtuanya
namun mereka menetap di Aceh Selatan.Menurut cerita merekalah asal usul
masyarakat kota Tapaktuan.Dari kejadian itulah,ibu kota Aceh selatan diberi
nama Tapaktuan,artinya telapak kaki Tuan Tapa
Sumber:
Buku:"Legenda Tapaktuan:Kisah Naga Memelihara Bayi
Raja".Penerbit Mitra Gama Widya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar